Mengenal Zuhud Lebih Dekat
Mengenal Zuhud Lebih Dekat
Hakikat zuhud itu bukan dengan berpenampilan pakaian lusuh atau compang-camping yang seolah ingin menunjukan kesederhanaan. Namun hakikat zuhud adalah saat engkau tinggalkan perkara-perkara yang tidak bermanfaat bagi akhiratmu, walaupun secara asalnya perkara tersebut boleh lagi halal. Seperti menonton bola, maka tanyakan kepada dirimu apa manfaat menonton bola untuk akhiratmu kelak? Apakah dengan menonton bola semakin dekat dirimu dengan Allah? Misalkan ketika goal mengucap alhamdulillah, atau ketika pemain idaman terjatuh mengucapkan inna lillah, atau sambil menonton bola lidah dan bibirmu basah karena sibuk dengan dzikir, atau malah sebaliknya.
Syaikhul Islam rahimahullah mendefinisikan Zuhud :
الزُّهُدُ المَشْرُوعُ هُوَ تَرْكُ شَيْءٍ لَا يَنْفَعُ فِيْ الدَّارِ اْلآخِرَةِ وَثِقَّةُ اْلقَلْبِ بِمَا عِنْدَ اللَّهِ
“Zuhud yang disyari’atkan adalah meninggalkan segala sesuatu yang tidak memberi manfaat di negeri akhirat dan kepercayaan (keteguhan) hati sepenuhnya terhadap apa yang ada disisi Allah”.
Dalam hal ini pun Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
«مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ»
“Diantara kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak berbuguna baginya” (HR Tirmidzi : 2318)
Islam tidak membenci harta benda dan dunia, akan tetapi yang tercela itu manakala dunia melalaikan akhirat.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam tidak mengkhawatirkan umatnya miskin kelaparan akan tetapi Beliau mengkhawatirkan umatnya binasa karena harta dunia. Beliau bersabda :
فَوَاللَّهِ مَا الْفَقْرَ أَخْشَى عَلَيْكُمْ وَلَكِنِّي أَخْشَى عَلَيْكُمْ أَنْ تُبْسَطَ الدُّنْيَا عَلَيْكُمْ كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ فَتَنَافَسُوهَا كَمَا تَنَافَسُوهَا وَتُهْلِكَكُمْ كَمَا أَهْلَكَتْهُمْ.
“Demi Allah, sebenarnya bukan kefakiran yang aku khawatirkan kepada kalian. Akan tetapi yang aku khawatirkan adalah jika kalian diberi harta yang banyak, sebagaimana orang-orang sebelum kalian, kemudian kalian saling berlomba-lomba untuk meraih harta tersebut sebagaimana mereka. Lalu kalian binasa sebagaimana mereka binasa” (HR Muslim).
Maka tinggalkanlah perkara yang tidak bermanfaat untuk akhiratmu, karena hidup ini berharga. Dia modal bekal kita untuk pulang ke negeri kekal abadi.
Penulis: Ustadz Abu Ghozie as Sundawie حفظه الله
Thanks for finally writing about > %blog_title% < Loved it!
0hfdpw
rh3q6q