Akidah

Mengejar Kesenangan Abadi di Surga

Mengejar Kesenangan Abadi di Surga

Berbicara mengenai “Kebahagiaan dan Kesenangan”, tentu hal tersebut merupakan harapan dan keinginan setiap manusia. Sebagian dari mereka ada yang mengejar kebahagiaan berupa keluasan rezeki hingga kemudian bekerja, mencari nafkah siang dan malam, bermandikan keringat, untuk mewujudkan kebahagiaan versi mereka tersebut. Sebagian dari mereka ada yang menganggap bahwa ketenaran dan popularitas merupakan sumber kebahagiaanya, mereka berlomba-lomba mencari followers dan subscribers di jejaring sosial, sebagian dari mereka menggunakan cara-cara yang tidak dibenarkan oleh syariat untuk mencapai popularitas yang diinginkannya. Mirisnya hal ini akhirnya menjadi kiblat bagi kawula muda di zaman sekarang, banyak dari mereka yang apabila ditanya “Apa cita-citamu?” akan menjawab, “youtuber, vlogger, konten creator” ataupun yang semisalnya.

Banyak dari manusia akhirnya berlebih-lebihan dan lupa, bahwa kebahagiaan yang mereka usahakan dan mereka kejar tersebut hanyalah kebahagiaan semu, kebahagiaan yang tidak akan bermanfaat baginya di akhirat nanti. Bahkan tidak sedikit dari mereka mengorbankan hal-hal yang akan mengantarkannya kepada kebahagiaan abadi demi mewujudkan kebahagiaan semu ini, padahal Allah Ta’ala berfirman,

اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا ۖ وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ ۚ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak. Seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS. Al-Hadid: 20).

Surga Itu Kekal Selamanya Dan Nerakapun Demikian

Muslim yang beriman kepada Allah Ta’ala haruslah yakin dan percaya bahwa kesenangan dan kebahagiaan yang kekal lagi abadi adalah kesenangan di surga; karena itulah yang Allah Ta’ala janjikan kepada kaum mukminin yang beriman dan bertakwa kepada-Nya. Allah Ta’ala berfirman,

مَّثَلُ ٱلۡجَنَّةِ ٱلَّتِي وُعِدَ ٱلۡمُتَّقُونَۖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُۖ أُكُلُهَا دَآئِمٞ وَظِلُّهَاۚ تِلۡكَ عُقۡبَى ٱلَّذِينَ ٱتَّقَواْۚ وَّعُقۡبَى ٱلۡكَٰفِرِينَ ٱلنَّارُ

“Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa ialah (seperti taman), mengalir sungai-sungai didalamnya; buahnya tak henti-henti sedang naungannya (demikian pula). Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa; sedang tempat kesudahan bagi orang-orang yang kafir ialah neraka.” (QS. Ar-Ra’d: 35).

Allah Ta’ala juga berfirman,

يُطَافُ عَلَيْهِمْ بِصِحَافٍ مِنْ ذَهَبٍ وَأَكْوَابٍ وَفِيهَا مَا تَشْتَهِيهِ الأنْفُسُ وَتَلَذُّ الأعْيُنُ وَأَنْتُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

“Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas dan gelas-gelas, dan di dalam Surga itu terdapat segala apa (kenikmatan) yang diinginkan oleh hati dan sedap (dipandang) mata, dan kamu kekal di dalamnya” (QS. az-Zukhruf: 71).

Allah Ta’ala juga memberikan kabar gembira bagi para sahabat yang ikut berhijrah dan berjihad dengan harta dan diri mereka bahwa mereka akan mendapatkan nikmat yang kekal lagi abadi di surga. Allah Ta’ala berfirman,

يُبَشِّرُهُمْ رَبُّهُم بِرَحْمَةٍ مِّنْهُ وَرِضْوَانٍ وَجَنَّاتٍ لَّهُمْ فِيهَا نَعِيمٌ مُّقِيمٌ

“Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat dari pada-Nya, keridhaan dan surga, mereka memperoleh didalamnya kesenangan yang kekal.” (QS. At-Taubah: 21).

Dari ayat-ayat tersebut seharusnya seorang muslim menyadari bahwa kesenangan dan kebahagiaan di dunia tidak ada yang abadi, sehingga ia tidak terlalu mengejarnya dan berlebih-lebihan di dalam mengusahakannya. Sebaliknya ia harus semangat dan giat untuk mewujudkan kebahagiannya yang abadi di akhirat nanti.

Islam Jalan Menuju Kebahagiaan Abadi

Bagaimana caranya mendapatkan kesenangan abadi yang Allah janjikan tersebut?
Menjadi seorang muslim yang baik adalah satu-satunya jalan untuk mengejar dan meraih kebahagiaan abadi di dalam surga. Bagaimana caranya? Yaitu dengan mengikuti ajaran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam serta taat dan tunduk terhadap setiap perintah dan syariat yang beliau sampaikan dari Allah Ta’ala. Suatu ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah ditanya oleh sahabat Muadz bin Jabal radhiyallahu anhu,

يا رسولَ اللهِ، أخبِرْني بعملٍ يُدخِلُني الجنَّةَ، ويباعدني منَ النَّارِ

“Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beritahukanlah kepadaku amalan yang dapat memasukkanku ke dalam surga dan menjauhkanku dari neraka!”

Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

لقد سألتَ عن عظيمٍ، وإنَّهُ ليسيرٌ علَى من يسَّرَه اللهُ عليه، تعبدُ اللهَ ولا تشرِكُ بِه شيئًا، وتقيمُ الصَّلاةَ، وتؤتي الزَّكاةَ، وتصومُ رمضانَ، وتحجُّ البيتَ، ثمَّ قالَ: ألا أدلُّكَ علَى أبوابِ الخيرِ؟ الصَّومُ جُنَّةٌ، والصَّدَقةُ تطفئُ الخطيئةَ، كَما يطفئُ الماءُ النَّارَ،وصلاةُ الرَّجلِ في جوفِ اللَّيلِ، ثمَّ تلا: تَتَجَافَى جُنُوبُهُم عَنِ الْمَضَاجِعِ) حتَّى بَلغَ: يَعمَلونَ) ثمَّ قال: ألا أُخبِرُك بِرأسِ الأمرِ ، وعمودِه، وذِروَةِ سَنامِه؟ قلت: بلَى، يا رسولَ اللهِ، قال: رأسُ الأمرِ الإسلام، وعمودُه الصَّلاةُ، وذِروةُ سَنامِهِ الجِهادُ، ثمَّ قال: ألا أخبرُك بمِلاكِ ذلِك كلِّه؟ قلتُ: بلَى، يا نبيَّ اللهِ، فأخذَ بلسانِهِ، وقال: كُفَّ عليكَ هذا، فقُلتُ: يا نبيَّ اللهِ، إِنَّا لمؤاخَذونَ بما نتَكلَّمُ بِه؟ قال: ثَكلتكَ أمُّكَ يا معاذُ، وَهل يَكبُّ النَّاسَ في النَّارِعلَى وجوهِهِم، أوعلَى مناخرِهم، إلَّا حصائدُ ألسنتِهم

”Sungguh engkau telah bertanya tentang sesuatu yang besar, namun sungguh hal tersebut sangatlah mudah dikerjakan bagi yang dimudahkan  Allah, yaitu engkau hanya beribadah pada Allah subhanahu wa ta’ala semata dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatu apapun, menegakkan shalat, menunaikan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan dan menunaikan ibadah haji.” Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan: ”Maukah aku tunjukkan kepadamu pintu-pintu kebaikan? Puasa itu adalah tameng, sedekah itu memadamkan(menghapuskan) kesalahan seperti air memadamkan api dan shalatnya seseorang pada tengah malam. Lalu beliau membaca: “Lambung-lambung mereka jauh dari tempat tidurnya.” (QS. As-Sajdah: 16) Sampai pada firman-Nya: “Yang telah mereka kerjakan.” Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wasallam kembali bersabda: “Maukah engkau aku beritahu pokok urusan agama ini, tiangnya dan puncak tertingginya?” Aku mengatakan: ‘Tentu, wahai Rasulullah. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan: “Pokok segala urusan adalah Islam, tiangnya adalah shalat dan puncak tertingginya adalah jihad.” Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Maukah aku beritahu tentang sesuatu yang bisa menguatkan semua itu?” Aku menjawab: ‘Tentu, wahai Nabi Allah.’ Maka Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam memegang lisannya(lidahnya) dan bersabda: “Tahanlah(jagalah) ini!” Aku bertanya: ”Wahai Nabi Allah, apakah kita akan disiksa disebabkan apa yang kita ucapkan?” Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ”Alangkah sedihnya ibumu kehilanganmu wahai Muadz, bukankah manusia itu dilemparkan ke dalam neraka dengan wajah tersungkur tidak lain disebabkan hasil panen (apa yang mereka peroleh) dari lisan-lisan mereka?” (HR. Tirmdzi no. 2616).

Di hadis yang lain Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga menjanjikan surga bagi umatnya yang taat dan patuh terhadap syariat Islam,

كُلُّ أُمَّتي يَدْخُلُونَ الجَنَّةَ إِلَّا مَن أَبَى، قالوا: يا رَسُولَ اللَّهِ، وَمَن يَأْبَى؟ قالَ: مَن أَطَاعَنِي دَخَلَ الجَنَّةَ، وَمَن عَصَانِي فقَدْ أَبَى.

“Setiap umatku akan masuk surga, kecuali orang-orang yang enggan untuk memasukinya. Ada seseorang yang bertanya, siapakah orang yang enggan tersebut wahai Rasulullah? Beliau bersabda, “Barangsiapa mentaatiku akan masuk surga, barangsiapa tidak taat kepadaku sungguh dia orang yang enggan masuk surga.” (HR. Bukhari no. 7280).

Tidaklah seorang muslim mengikuti setiap ajaran yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam lalu menjalankan seluruh perintah yang datang darinya dan meninggalkan seluruh perbuatan yang dilarang olehnya kecuali ia termasuk umatnya yang dijanjikan surga. Dan tidaklah seseorang membangkang serta tidak mentaati syariat yang beliau sampaikan kecuali ia akan dimasukkan ke dalam neraka yang panasnya abadi. Naudzubillahi min dzalik.

Begitu besarnya keinginan beliau agar seluruh umatnya masuk ke dalam surga sampai-sampai di beberapa kesempatan beliau sebutkan tentang beberapa amalan yang akan menjadi jalan cepat bagi seorang muslim untuk menuju surga. Beberapa diantaranya adalah:

Pertama, Menuntut Ilmu Yang Berkaitan Dengan Syariat Islam.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699).

Hadis ini menunjukkan betapa besarnya keutamaan yang didapatkan oleh seseorang yang menuntut ilmu agama dan hal ini bukan tanpa alasan, dengan belajar dan menuntut ilmu seorang muslim akan lebih mengenal agamanya, dengan belajar dan menuntut ilmu juga seorang muslim dapat beribadah sesuai tata cara yan diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Kedua, Menjadi Mukmin Yang Bertakwa dan Berakhlak Mulia.

Suatu ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah ditanya perihal perbuatan apa yang paling banyak memasukkan seseorang ke dalam surga dan neraka. Beliau kemudian menjawab,
Perbuatan yang paling banyak memasukkan seseorang ke dalam surga adalah,

تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ

“Takwa kepada Allah dan berakhlak yang baik.”

Adapun perbuatan yang banyak memasukkan seseorang ke dalam neraka adalah,

الْفَمُ وَالْفَرْجُ

“Perkara yang disebabkan karena mulut dan kemaluan.” (HR. Tirmidzi no. 2004, Ibnu Majah no. 4246 dan Ahmad no. 9085).

Ketiga, Mengelola Emosi dan Tidak Mudah Marah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah memberikan nasehat kepada salah satu sahabatnya,

لاَ تَغْضَبْ وَلَكَ الْجَنَّةُ.

“Jangan kamu marah, maka kamu akan masuk Surga.” (HR At-Thabrani dalam Al-Mu’jamul Ausath (no. 2374). Dishahihkan oleh Syaikh al-Albâni dalam Shahîh al-Jâmi’ish Shaghîr (no. 7374) dan Shahîh at-Targhîb wat-Tarhîb (no. 2749).

Bukan berarti seorang muslim tidak boleh marah dan meluapkan emosinya, hanya saja marah yang ada pada dirinya hendaknya diletakkan di tempat yang semestinya. Jangan sampai digunakan untuk memukul istri atau pembantunya, menyerang atau menghardik muslim lainnya tanpa ada alasan. Hendaknya marah dan emosi yang ia rasakan dilampiaskan tatkala agama Allah Ta’ala dihinakan, ia marah tatkala aturan Allah dilanggar. Muslim yang memiliki sifat seperti inilah yang berhak mendapatkan surga Allah Ta’ala.

Semoga Allah Ta’ala mengumpulkan kita semua di surganya yang penuh akan keutamaan dan kenikmatan. Yang kekal abadi lagi tak pernah sirna. Saudarku, jangan pernah bosan untuk berdoa dan meminta kepada Allah Ta’ala untuk diberikan surge dan dihindarkan dari neraka. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda,

مَنْ سَأَلَ اللَّهَ الْجَنَّةَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، قَالَتِ الْجَنَّةُ: اللَّهُمَّ أَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَمَنْ اسْتَجَارَ مِنَ النَّارِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، قَالَتِ النَّارُ: اللَّهُمَّ أَجِرْهُ مِنَ النَّارِ

”Siapa yang meminta surga sebanyak tiga kali kali, maka surga akan berkata: ’Ya Allah, masukkanlah dia ke dalam surga.’ Dan siapa yang memohon perlindungan dari neraka sebanyak tiga kali, maka neraka akan berkata: ’Ya Allah, lindungilah dia dari neraka.” (HR. Tirmidzi no. 2572, An-Nasa’i no. 5521, Ibnu Majah no. 4340 dan Ahmad no. 13173).

Wallahu A’lam Bisshowab.

Penulis: Ustadz Muhammad Idris, Lc. حفظه الله

Ustadz Muhammad Idris, Lc. حفظه الله

Alumnus PP. Imam Bukhari Alumnus S1 Syariah Universitas Islam Madinah, KSA

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Juga
Close
Back to top button